Surabaya, TeropongJakarta.com – Dyah Kusumaning Fitriyah, seorang mahasiswi berusia 22 tahun asal Lamongan, kini menempuh dua pendidikan sekaligus di Surabaya. Dyah sedang menjalani program profesi dokter gigi atau yang sering disebut co-ass/dokter gigi muda, dan di saat yang bersamaan juga menempuh pendidikan S2 di Magister Hukum dengan konsentrasi Kesehatan.

Hobi berolahraga menjadi salah satu cara Dyah untuk menjaga keseimbangan hidupnya. Dia gemar berlari dan bermain tenis di waktu luangnya. Selain itu, Dyah juga aktif dalam berbagai organisasi di kampus. “Di usia sekarang yang tergolong masih muda, penting untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang positif,” ujar Dyah.

Perjalanan akademis Dyah dimulai dari program Sarjana Kedokteran Gigi. Setelah lulus, dia melanjutkan ke tahap profesi dan kemudian memutuskan untuk mengambil Magister Hukum Kesehatan. “Sebagai dokter gigi nantinya ketika lulus, kita mungkin akan berhadapan dengan permasalahan hukum selama menjalankan praktik. Dengan belajar hukum kesehatan, setidaknya kita tahu dan paham sehingga bisa memberikan perlindungan bagi diri sendiri,” jelas Dyah.

Membagi waktu antara kuliah S2, co-ass, dan kegiatan organisasi memang tidak mudah. Dyah memiliki metode tersendiri untuk menjaga semuanya tetap berjalan lancar. “Fokus dan kerjakan tugas kuliah S2, co-ass, dan organisasi sesegera mungkin, jangan ditunda,” kata Dyah.

Salah satu pengalaman berkesan Dyah adalah saat menjalani stase ilmu penyakit mulut di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL). Dia ditugaskan untuk membantu memeriksa dan memberikan perawatan gigi dan mulut berupa oral health care kepada pasien ICU yang tidak sadar. “Hal tersebut membuat saya lebih berempati dan menghargai kehidupan,” kenang Dyah.

Meski jadwalnya sangat padat, Dyah tetap berusaha melawan rasa malas yang kadang muncul. “Sisa waktu luang yang dimiliki kan tidak banyak. Jadi, saya berusaha menyempatkan untuk berolahraga meskipun sudah lelah karena aktivitas kuliah dan co-ass,” ungkapnya.

Motivasi utama Dyah adalah sifatnya yang ekstrovert dan senang bertemu banyak orang. Aktivitasnya di organisasi kampus memberinya banyak relasi dan pengalaman berharga. “Ikut organisasi membuat saya mendapat banyak relasi. Dari organisasi juga bisa belajar banyak mengenai cara berkomunikasi yang baik, bekerjasama dalam tim, dan belajar menilai suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang,” tuturnya.

Sebagai mahasiswa dengan dua tanggung jawab besar, Dyah harus pintar dalam mengatur waktu dan prioritas. Setiap harinya dimulai dengan menyusun jadwal yang ketat agar semua kewajiban dapat terpenuhi. “Saya selalu berusaha untuk tetap terorganisir dan memanfaatkan setiap waktu yang ada dengan sebaik-baiknya,” kata Dyah.

Dalam menjalani kedua pendidikan tersebut, Dyah tidak hanya mengandalkan kemampuan akademis tetapi juga dukungan dari keluarga dan teman-teman. Mereka adalah sumber semangat yang tak ternilai. “Keluarga dan teman-teman sangat mendukung saya, mereka selalu ada ketika saya butuh motivasi tambahan,” ungkapnya.

Masa depan yang diimpikan Dyah adalah menjadi dokter gigi yang tidak hanya handal dalam keahlian medis tetapi juga memiliki pemahaman yang baik tentang hukum kesehatan. Dengan demikian, ia dapat menjalankan praktik dengan lebih aman dan profesional. “Saya ingin menjadi dokter gigi yang tidak hanya kompeten tapi juga paham hukum, sehingga bisa memberikan pelayanan yang terbaik dan melindungi diri dari masalah hukum,” tambah Dyah.

Perjalanan Dyah tentu tidak mudah, tetapi tekad dan kerja kerasnya membuat semua tantangan terasa lebih ringan. Dia yakin bahwa masa depan cerah sudah menantinya di ujung jalan. “Saya percaya bahwa dengan usaha dan doa, segala sesuatu akan berjalan dengan baik. Saya hanya perlu terus berusaha dan tidak mudah menyerah,” katanya dengan penuh keyakinan.

Selain akademis dan organisasi, Dyah juga berusaha menyempatkan waktu untuk dirinya sendiri, seperti berkumpul dengan keluarga dan teman, serta menikmati hobinya. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. “Saya selalu menyisihkan waktu untuk diri sendiri, ini penting agar saya tidak merasa jenuh dan tetap termotivasi,” ujarnya.

Prestasi Dyah di berbagai bidang tidak hanya membanggakan dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Banyak yang melihat Dyah sebagai contoh bahwa usia muda bukan halangan untuk meraih banyak pencapaian. “Saya berharap apa yang saya lakukan bisa menginspirasi teman-teman lain untuk terus berkarya dan tidak takut mengambil tantangan,” kata Dyah.

Dengan segala pencapaian dan aktivitasnya, Dyah Kusumaning Fitriyah adalah contoh nyata bagaimana generasi muda bisa memaksimalkan potensinya. Dia membuktikan bahwa dengan dedikasi, semangat, dan pengaturan waktu yang baik, segala mimpi bisa diwujudkan. “Saya ingin terus belajar dan berkembang, serta memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat,” tutup Dyah.