Dihan Rizka, Praja IPDN Asal Kalteng: Perjuangan, Disiplin, dan Impian Mengabdi untuk Negeri

Jakarta, TeropongJakarta.com – Menjadi bagian dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah impian banyak anak muda di Indonesia yang bercita-cita mengabdi kepada negara. Salah satu di antaranya adalah Dihan Rizka Nanda Saputri, seorang praja asal Kalimantan Tengah yang kini tengah menempuh pendidikan di kampus tersebut.

Dalam wawancara eksklusif, Dihan mengungkapkan motivasi utamanya memilih IPDN. “Yang pasti karena karirnya jelas, langsung CPNS, jadi nggak perlu susah cari kerja ke sana-sini. Selain itu, kuliahnya gratis, jadi aku juga ingin setidaknya mengurangi beban orang tua sedikit,” ujarnya.

Tidak hanya faktor ekonomi dan jaminan karir, Dihan juga tertarik dengan sistem pendidikan berbasis semi-militer di IPDN. “Aku mau mencari jati diri aku yang sebenarnya. Lebih ke pengen melatih diri untuk bisa melakukan sesuatu secara mandiri dan lebih disiplin terhadap suatu hal,” tambahnya.

Masuk ke IPDN bukan perkara mudah. Dari ribuan pendaftar setiap tahunnya, hanya sebagian kecil yang berhasil lolos melewati serangkaian tes ketat. Salah satu tahapan paling menantang menurut Dihan adalah Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).

“Yang paling susah dan menegangkan itu pasti SKD, banyak banget yang gugur di proses ini. Belajarnya juga nggak gampang, harus sering-sering latihan tryout, bahkan ikut les. Aku benar-benar harus fokus ngejar skor SKD supaya bisa lolos,” kenangnya.

Selain ujian akademik, calon praja juga harus melewati tes kesehatan, psikotes, tes kesamaptaan, hingga pantukhir yang semuanya menuntut kesiapan fisik dan mental. “Tiap tahap ada tantangannya sendiri. Kalau nggak benar-benar niat dan siap, bisa gugur di tengah jalan,” ujarnya.

Menjadi bagian dari IPDN membuka banyak peluang dan pengalaman baru bagi Dihan. Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah kesempatan untuk belajar dan beradaptasi di luar daerah asalnya.

“Di IPDN ini aku bisa menginjakkan kaki di NTB karena waktu itu kampus kita disebar, dan aku dapat di sana. Kalau bukan karena IPDN, mungkin aku nggak akan bisa merasakan itu,” katanya dengan antusias.

Tak hanya itu, IPDN juga memberinya kesempatan untuk bertemu dan bersahabat dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia. “Bisa dapat teman dari Sabang sampai Merauke, belajar budaya yang berbeda, sampai memahami karakter tiap orang yang beda-beda. Itu benar-benar pengalaman yang nggak bakal bisa didapat kalau nggak di IPDN,” tambahnya.

Menurut Dihan, IPDN sangat mempersiapkan praja untuk menghadapi tantangan di dunia kerja, terutama dalam bidang pemerintahan dan pelayanan publik.

“Di sini kita diajarkan tentang hierarki, loyalitas, disiplin, dan respek, baik ke atasan, sesama, maupun junior. Ini penting banget untuk nanti saat terjun ke dunia kerja,” jelasnya.

Selain itu, pendidikan di IPDN juga menanamkan etika dan tanggung jawab yang tinggi bagi setiap praja. “Kami benar-benar dilatih untuk menjadi aparatur yang profesional dan siap melayani masyarakat,” tambah Dihan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di IPDN, Dihan memiliki rencana besar untuk masa depannya. “Aku ingin lanjut S2 dan terus mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara. Harapannya bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan negara,” ungkapnya penuh semangat.

Bagi generasi muda yang bercita-cita masuk IPDN, Dihan memberikan pesan penting. “Persiapkan diri sebaik mungkin, bukan cuma akademik tapi juga mental dan fisik. Kalau memang ingin masuk IPDN, harus benar-benar niat dan jangan setengah-setengah,” pesannya.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, perjalanan Dihan di IPDN menjadi bukti bahwa kerja keras dan ketekunan bisa membawa seseorang lebih dekat ke impian mereka. Semoga kisahnya dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *