
Mataram, TeropongJakarta.com – Di balik kerlip bisnis yang kian berkembang di Kota Mataram, Rahmayani, S.E., M.M. hadir sebagai sosok perempuan tangguh yang tidak hanya sibuk mengelola usahanya, tapi juga tengah menapaki tangga pendidikan tertinggi: studi doktoral (S3). Di tengah hiruk pikuk dunia usaha, ia tetap memilih duduk di ruang kuliah, mencatat mimpi yang telah lama ia simpan sejak muda.
Di sebuah pagi yang tenang, Rahmayani terlihat menyapa tim pengelola usahanya, lalu berganti layar menatap tumpukan jurnal ilmiah di laptopnya. “Motivasi terbesar saya melanjutkan S3 adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan agar ilmu saya bisa bermanfaat untuk banyak orang,” ujarnya tenang namun penuh keyakinan.
Perjalanan studinya bukan tanpa tantangan. Kesibukan sebagai pebisnis dengan berbagai tanggung jawab, ditambah peran sebagai ibu dan istri, membuat waktunya terasa berlipat sempit. Tapi Rahmayani punya kunci: disiplin waktu dan hati yang lapang. “Saya nikmati setiap prosesnya. Keluarga tetap jadi prioritas,” katanya sambil tersenyum.
Ia mengaku belum pernah merasa ingin menyerah. Justru, perjalanan panjang ini adalah bagian dari mimpi yang ia bangun sejak dulu. “So far saya menikmati semuanya. Karena apa yang saya lakukan sekarang adalah impian saya sejak lama,” tuturnya, penuh haru.

Bagi Rahmayani, pendidikan bukan sekadar gelar. Ia merasakan langsung dampak positif dari studi S3, terutama karena fokusnya di bidang manajemen keuangan. Banyak konsep akademik yang langsung ia terapkan dalam pengelolaan keuangan bisnisnya. “Ilmunya sangat aplikatif. Dari strategi sampai pengambilan keputusan bisnis,” ungkapnya.
Tak hanya untuk usaha, ilmu itu pun ia terapkan dalam manajemen keluarga. Baginya, rumah tangga dan bisnis sama-sama butuh ketelitian dan nilai-nilai pengelolaan yang sehat. “Manajemen itu berlaku untuk semuanya. Keluarga pun butuh strategi komunikasi dan pengambilan keputusan,” tambahnya.
Rahmayani memang bukan sosok yang suka tampil berlebihan. Tapi kiprahnya menginspirasi banyak perempuan muda di Nusa Tenggara Barat. Ia percaya bahwa menjadi cerdas dan mandiri tidak harus menanggalkan kelembutan dan peran keluarga.
“Dunia ini keras, apalagi bagi perempuan. Kita harus kuat, cerdas, dan taat pada nilai-nilai,” katanya mengutip prinsip hidup yang selalu ia pegang. Ia percaya, cantik itu bonus, tapi punya ilmu dan iman itu harus.

Ketekunannya menembus batas-batas waktu, dari ruang bisnis ke ruang akademik, menjadi bukti bahwa mimpi bisa dikejar dari mana pun. Ia tak pernah memisahkan dunia akademik dari realitas hidupnya. Justru keduanya saling menguatkan.
Untuk para perempuan muda, Rahmayani punya pesan yang sederhana tapi dalam: “Selagi masih muda, lakukan hal-hal positif yang sesuai passion. Selain demi karir, kita juga bisa memberi manfaat untuk banyak orang,” ujarnya mantap.
Di akhir percakapan, ia menambahkan dengan senyum lembut, “Keep inspiring each other.” Sebuah kalimat singkat yang mencerminkan semangat kolaboratif antarperempuan: saling mendukung, saling menguatkan, dan terus belajar sepanjang hayat.
Di kota Mataram yang dinamis, Rahmayani bukan hanya pelaku bisnis, tapi juga simbol semangat belajar tanpa henti. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi akademisi, pebisnis, sekaligus pelita di lingkar terkecil: keluarga.