
Surabaya, TeropongJakarta.com – Angeline Tesalonika tidak pernah menyangka kegemarannya merawat diri bisa berkembang menjadi jalan baru dalam hidupnya. Di balik kesibukannya sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, perempuan asal Surabaya ini menemukan ruang untuk menyalurkan kecintaan pada dunia beauty lewat konten media sosial.
Sejak lama, Angeline akrab dengan produk perawatan wajah. “Dari dulu aku memang suka banget dunia beauty,” ujarnya kepada TeropongJakarta. Kesadaran itu kian menguat saat ia bekerja. Rutinitas kantor membuatnya sadar betapa pentingnya merawat diri, bukan sekadar tampilan, tapi juga soal rasa percaya diri.
Dorongan untuk berbagi pengalaman pun muncul. Ia mulai membuat konten seputar skincare dan makeup sederhana. “Aku pengen berbagi pengalaman lewat konten, dan sekalian belajar lebih dalam,” katanya. Baginya, dunia digital memberi ruang untuk mengekspresikan minat sekaligus belajar bersama audiens.

Meski jadwal kerja padat, Angeline punya cara tersendiri untuk membagi waktu. Ia fokus pada pekerjaan utama di jam kantor, lalu mengeksekusi ide konten di luar itu. “Biasanya aku catat ide-ide kecil biar gampang dieksekusi,” katanya. Weekend menjadi momen favoritnya untuk syuting dan mengedit.
Tantangan terbesar tentu ada. Di tengah banjir konten kecantikan, Angeline sadar sulit untuk menonjol. Namun ia memilih jalannya sendiri: jujur. “Aku percaya orang suka yang jujur, jadi aku selalu berusaha bikin konten apa adanya, ngalir aja sesuai pengalaman pribadi,” ucapnya.
Konten Angeline berfokus pada skincare. Ia percaya perawatan kulit adalah fondasi sebelum melangkah ke makeup. Namun, sesekali ia menyelipkan tips makeup simpel dan lifestyle agar audiensnya mendapat gambaran yang lebih lengkap. “Skincare itu utama, tapi aku juga suka bagi tips praktis sehari-hari,” katanya.

Pekerjaannya sebagai sekretaris ternyata memberi pengaruh besar. Angeline terbiasa menyampaikan informasi dengan ringkas dan jelas. Kebiasaan itu terbawa ke dalam kontennya. “Di sekretaris kan komunikasi harus bagus, tapi tetap tersampaikan. Itu kebawa banget ke gaya aku bikin konten,” jelasnya.
Di layar, konten Angeline terasa sederhana, tapi punya ciri khas: jelas, ringkas, dan tidak bertele-tele. Ia memilih pendekatan yang membumi, menekankan pengalaman nyata, bukan sekadar mengikuti tren.
Meski tampak seimbang, Angeline mengaku masih sering merasa tertantang untuk menjaga ritme. “Aku pengen tetap seimbang. Karier tetap prioritas, tapi beauty konten ini passion aku,” katanya. Ia tidak ingin salah satunya mengalahkan yang lain.

Ke depan, Angeline berharap bisa mengembangkan kedua jalannya secara berdampingan. Ia percaya dunia beauty bukan sekadar hobi, melainkan sesuatu yang bisa tumbuh lebih jauh. “Siapa tahu nanti keduanya bisa saling mendukung,” ucapnya dengan optimis.
Mimpinya bahkan melampaui dunia konten. Angeline ingin suatu saat memiliki bisnis sendiri di bidang kecantikan. “Nggak harus kerja corporate terus. Aku pengen punya usaha sendiri,” katanya. Sebuah cita-cita yang lahir dari keseharian sederhana, antara meja kantor dan skincare routine.
Dari Surabaya, kisah Angeline Tesalonika mencerminkan generasi muda urban yang mencari keseimbangan antara profesi formal dan passion. Dunia beauty memberinya ruang untuk tumbuh, bukan hanya sebagai seorang pekerja, tapi juga sebagai individu yang meracik jalan hidup sesuai kata hatinya.