Jakarta, TeropongJakarta.com – Di tengah arus perubahan yang cepat dan tuntutan kompetensi yang kian kompleks, Ajeng Nifsia Rahman hadir sebagai representasi generasi muda yang tak gentar menghadapi tantangan. Perempuan berkarakter tenang namun tegas ini membangun reputasinya melalui komitmen belajar di berbagai organisasi yang konsisten, disiplin, dan terarah. Ajeng percaya, masa depan hanya bisa dimenangkan oleh mereka yang mau membuka diri terhadap pengetahuan baru.
Dalam kesehariannya, Ajeng menerapkan pola pengembangan diri yang jarang dimiliki anak muda seusianya. Ia menyusun agenda mingguan yang berisi target membaca, mengikuti berbagai organisasi hingga menghadiri diskusi publik tentang isu-isu yang relevan. tak hanya itu, Ajeng juga memastikan setiap materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. “Belajar bagi saya itu gapapa pelan pelan, yang penting maju,” ujarnya dalam sebuah percakapan.
Ketekunannya terlihat dari keberaniannya mencoba banyak bidang, mulai dari komunikasi, kepemimpinan, hingga keterampilan kreatif seperti desain visual. Pendekatan ini ia sebut sebagai strategi adaptif menghadapi dunia kerja yang terus berubah. Ajeng memahami bahwa kemampuan lintas disiplin menjadi nilai tambah di era digital. Karena itu, ia tidak ragu keluar dari zona nyaman demi memperluas perspektif.
Daya tarik Ajeng juga terletak pada kemampuannya membagikan kembali pengetahuan yang ia kumpulkan. Di lingkungan pertemanan, ia sering menjadi rujukan ketika berbicara tentang manajemen waktu, peningkatan kepercayaan diri, ataupun cara memulai kebiasaan belajar yang efektif. Ajeng menilai berbagi pengalaman bukan hanya soal kepedulian, tetapi juga cara memperkuat pemahaman. “Ilmu yang tidak dibagikan akan berhenti tumbuh,” katanya.
Di media sosial, Ajeng mengampanyekan pentingnya self development bagi perempuan muda, tanpa harus merasa terbebani oleh kompetisi. Ia mengajak anak muda melihat belajar sebagai proses bertahap, bukan perlombaan. Konten-konten reflektif yang ia bagikan kerap mencuri perhatian karena relevan dengan persoalan sehari-hari: tekanan sosial, kebingungan karier, hingga kurangnya motivasi.
Meski padat aktivitas, Ajeng tetap menjaga keseimbangan hidup. Ia meluangkan waktu untuk istirahat, memperhatikan kesehatan mental, dan memberi ruang bagi hobi. Baginya, hidup yang produktif tidak harus mengorbankan ketenangan batin.
Ketekunan, kepekaan, dan kemampuan Ajeng membaca arah zaman menjadikannya salah satu sosok perempuan muda yang layak diperhitungkan. Dalam perjalanannya, Ajeng Nifsia Rahman membuktikan bahwa belajar adalah perjalanan yang tak pernah selesai dan justru di sanalah masa depan dibangun.
