
Banjar, TeropongJakarta.com – Sebuah hotel berbintang di Banjar, Kalimantan Selatan, melayangkan laporan serius ke Mabes Polri terkait aktivitas mencurigakan salah satu tamunya. Manajemen hotel mengklaim memiliki rekaman CCTV yang memperlihatkan dugaan skandal dan aktivitas yang mereka sebut “melanggar norma hukum dan etika.”
Langkah itu diambil setelah puluhan komplain dari tamu lain membanjiri meja resepsionis. “Total ada 56 aduan masuk, sebagian disampaikan langsung oleh tamu dari kementerian dan atlet nasional yang menginap,” ujar Mayjen (Purn) Yos, pengelola hotel, Jumat, 12 September 2025.
Menurut Yos, pihaknya mulai mencurigai aktivitas tamu itu sejak awal September. Ia menyebut, ada beberapa orang keluar-masuk kamar yang sama: perempuan berambut pirang, perempuan berkerudung hitam, hingga pria berjubah merah. “Bahkan ada laporan tamu melihat pria berjubah merah berjalan sempoyongan di restoran, seperti sedang mabuk,” katanya.
Situasi itu membuat manajemen memutuskan memasang kamera CCTV di kamar tamu tersebut pada 13 September. Hasilnya, kata Yos, justru menguatkan kecurigaan. “Kami menemukan bukti visual yang mengindikasikan adanya pernikahan ilegal dan aktivitas asusila,” ujarnya.
Pengelola hotel tak hanya mengandalkan rekaman CCTV. Mereka mengklaim memiliki foto, video, hingga salinan percakapan digital yang akan diserahkan ke Mabes Polri. “Bukti-bukti ini kami kumpulkan secara rapi, supaya proses hukum tidak bisa dibantah,” ucap Yos.
Kasus ini menjadi sensitif lantaran tamu yang dilaporkan bukan orang sembarangan. Ia diketahui seorang pengusaha sekaligus lurah di Rantau Bakula. “Kami sadar siapa yang kami hadapi. Tapi nama baik hotel dipertaruhkan. Kami siap menghadapi tekanan apa pun,” kata Yos.
Kerugian hotel, menurutnya, sudah mencapai Rp2 miliar akibat tamu-tamu membatalkan reservasi. “Belum termasuk kerugian nama baik. Itu tak ternilai,” ujarnya.
Manajemen bahkan mengaku siap mengawal kasus ini bersama ratusan pengacara dan memastikan media nasional meliputnya. “Kami tidak ingin kasus ini menguap. Ini soal marwah bisnis kami,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak yang dilaporkan belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi melalui pesan singkat dan telepon belum dijawab.
Polres Banjar juga belum mengomentari kasus ini. Seorang pejabat kepolisian setempat hanya mengatakan, laporan yang melibatkan bukti dari ruang privat akan diperiksa dengan hati-hati agar tidak menabrak aturan hukum.
Kasus ini diperkirakan akan menyedot perhatian publik, mengingat posisi sosial pihak yang dilaporkan. Pertanyaannya: akankah laporan ini berlanjut hingga persidangan, atau justru berakhir damai di balik layar?