Hongkong, TeropongJakarta.com – Di balik gemerlapnya dunia kerja, terdapat kisah-kisah inspiratif yang membangkitkan semangat dan memberi teladan bagi banyak orang. Salah satu kisah yang menginspirasi adalah perjalanan Fitri fransiska seorang wanita asal Kabupaten Malang, Jawa Timur yang tidak hanya berjuang di dunia kerja, tetapi juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan bisnisnya. Mari kita telusuri perjalanan luar biasa wanita ini dalam meniti jalan kesuksesan.

Fitri fransiska tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapai. “Dia menyadari pentingnya pendidikan bisnis dalam meraih kesuksesan yang lebih besar meskipun sibuk dengan pekerjaan, dia tetap mengalokasikan waktu untuk memperdalam pengetahuannya tentang dunia bisnis”. Dari kelas bisnis hingga seminar-seminar, dia terus berusaha meningkatkan kualifikasi dan keterampilannya.

Setiap hari libur di Hong Kong bukan hanya sekadar momen untuk bersantai, melainkan kesempatan emas bagi saya dan teman-teman untuk meraih kegiatan positif yang menantang dan mendidik. Di sini, kami tidak hanya mengisi waktu dengan kegiatan biasa, melainkan memanfaatkannya untuk belajar di berbagai kelas, mulai dari bisnis, manajemen keuangan, hingga keterampilan praktis seperti makeup artist (MUA), pembuatan buket, dan menjahit.

“Berada di tengah kota yang gemerlap, Hong Kong memberikan akses tak terbatas kepada kami. Kami bahkan memiliki teman-teman yang mengikuti kuliah di Universitas Teknologi Hong Kong (UT Hong Kong), tempat di mana ilmu dan inspirasi bermuara keberadaan orang-orang hebat, seperti perwakilan dari Konsulat Jenderal Rakyat Indonesia (KJRI), Bank BNI, dan LSM Enrich, menambah warna pada setiap kegiatan yang kami ikuti”.

Tentu saja, semangat dan tekad kami untuk memperkaya diri menjadi bekal ketika nanti kami pulang ke Indonesia. Kami sadar bahwa hidup tidak selamanya akan berkutat di negara beton ini, dan keberagaman ilmu yang kami peroleh di Hong Kong akan menjadi aset berharga di masa depan.

“Menyeimbangkan kegiatan belajar dengan kehidupan sosial bukanlah tugas yang mudah, tapi dengan kecerdasan dalam membagi waktu dan memperluas jaringan relasi, kami mampu menggabungkan kesenangan dan tanggung jawab. Meskipun begitu, kami tidak melupakan fokus utama kami, yaitu pekerjaan dan profesionalisme”.

Berbicara tentang hambatan, saya bersyukur bahwa saya pribadi tidak menghadapi kendala besar. Namun, kami sadar bahwa banyak rekan seprofesi, terutama para Buruh Migran Indonesia (BMI), mengalami kesulitan, terutama dalam hal dukungan keluarga. Beberapa bahkan sampai mengalami krisis emosional, mempersulit fokus dalam pekerjaan. Sebagai pekerja rumah tangga asing, saya menyadari bahwa membangun mental yang kuat dan gigih adalah suatu keharusan untuk meraih perubahan positif pada masa depan.

Kisah perjalanan karier saya sendiri di Hong Kong penuh warna. Awalnya, saya bekerja dengan majikan yang sangat cerewet, membatasi akses saya untuk berkomunikasi dengan keluarga dan bahkan seringkali tidak memberikan waktu untuk istirahat. Meskipun demikian, saya memilih untuk bertahan, menjalani konsekuensi sebagai pekerja asing dengan kesabaran dan ikhlas. Setelah berhasil menyelesaikan kontrak dengan baik, saya mencari majikan yang lebih baik dan diberkahi dengan situasi yang jauh lebih baik, baik dari segi gaji maupun perlakuan.

“Hampir tujuh tahun di Hong Kong telah membawa saya melewati empat kontrak kerja, dan saya merasa bersyukur akan perjalanan ini saya berharap kisah inspiratif saya dapat memotivasi banyak orang dan teman-teman di luar sana, meskipun tantangan bahasa dan adaptasi di negara orang menjadi bagian dari pekerjaan, saya yakin bahwa belajar tidak boleh berhenti pada satu titik saja”.

Ilmu yang kami dapatkan bukan hanya sebagai bekal untuk kembali ke Indonesia, tetapi juga sebagai fondasi untuk menjalani kehidupan sebenarnya, saya percaya bahwa wanita adalah madrasah utama bagi anak, dan dengan semangat, impian, dan prestasi, kami akan terus menggapai puncak kehidupan. Tetaplah semangat, teruslah mengejar impian, dan raihlah prestasi sebesar-besarnya!