Cilacap, TeropongJakarta.com – Samiyeh, yang lebih dikenal sebagai MomVaFe di media sosial seperti Facebook dan Instagram, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan kisah hidupnya yang penuh dedikasi dan perjuangan. Ibu berusia 40 tahun asal Cilacap ini kini bekerja sebagai pekerja migran di Hong Kong untuk mendukung pendidikan kedua anaknya.
“Alasan utama saya bekerja di sini adalah agar anak-anak saya dapat sekolah dengan lebih baik. Anak laki-laki saya berusia 8 tahun dan yang perempuan 13 tahun. Saya masih ingat betapa sulitnya di kampung ketika mereka ingin jajan,” ungkap Samiyeh dalam sebuah wawancara.
Di kampung halamannya, Samiyeh sempat mencoba peruntungan dengan berjualan mie ayam bakar, namun usahanya tidak berhasil. Selama lima tahun bekerja di Hong Kong, Samiyeh belum pernah mengambil cuti. “Saya tidak ingin cuti karena sulit rasanya meninggalkan anak-anak lagi. Insyaallah, setelah enam tahun saya akan pulang dan berbagi ilmu yang saya dapatkan di sini dengan anak-anak muda di kampung,” tambahnya.
Bekerja di Hong Kong memberikan tantangan tersendiri bagi Samiyeh. “Di sini sangat disiplin, terutama tentang waktu. Awalnya saya heran dengan cara memasak mereka dan aktivitas harian, karena bos saya sangat teliti,” kata Samiyeh.
Walaupun pekerjaan rumah sangat padat, Samiyeh telah terbiasa dengan menu-menu makanan yang berbeda dari yang biasa ia masak di Indonesia. “Menu mereka aneh-aneh bagi saya, tetapi seiring waktu, saya sudah terbiasa,” katanya sambil tersenyum.
Setiap minggu dan hari libur nasional di Hong Kong, Samiyeh memanfaatkan waktunya untuk mengikuti berbagai kelas. “Saya mengikuti kelas baking, masakan internasional, makeup, spa, dan editing video. Di kelas kuliner, saya diharuskan bisa mengedit video menu yang saya masak,” jelasnya.
Samiyeh mengikuti kelas di Hong Kong School Metropolitan University yang disediakan gratis untuk pekerja migran. “Ada lima macam kelas, termasuk tentang makanan sehat, mendidik anak, dan mengatur keuangan. Bos saya sangat mendukung aktivitas saya,” tambahnya.
Dukungan dari majikannya menjadi penyemangat tersendiri bagi Samiyeh. “Dari masakan Western, Jepang, Thailand, Korea, hingga makanan Indonesia, mereka selalu mencicipi dan sering memuji dengan mengatakan ‘Sami, so yummy your food’. Itu membuat saya senang meskipun capek,” kata Samiyeh dengan bangga.
Mengatur waktu untuk mengedit video menjadi tantangan tersendiri bagi Samiyeh. “Saya jadwalkan mengedit saat mau tidur, hari Minggu pagi, atau saat istirahat makan siang. Walaupun belum sempurna, saya berharap bisa cepat pensiun dan berbagi konten yang bermanfaat di Indonesia,” katanya.
Samiyeh juga aktif di organisasi pendidikan Rumah Gayatri di Hong Kong. “Ketika kelas di University Metropolitan Hong Kong kosong, saya bergabung dengan Rumah Gayatri. Saya berharap bisa berbagi konten positif di Indonesia dengan anak-anak muda,” ungkapnya.
Komunikasi dengan keluarga di Indonesia selalu menjadi prioritas bagi Samiyeh. “Saya sempatkan jam 9 malam untuk menelepon kedua anak saya dan di hari Minggu pagi sebelum memulai hari libur saya,” katanya.
Bahkan, Samiyeh meminta izin kepada majikannya untuk menelepon keluarga saat waktu kerja jika ada keperluan mendesak. “Bos saya sangat memahami kebutuhan saya untuk tetap berkomunikasi dengan keluarga,” kata Samiyeh.
Samiyeh berharap pengalamannya di Hong Kong bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. “Saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang saya dapat di sini dengan anak-anak muda di Indonesia. Semoga mereka bisa mengambil manfaat dari apa yang saya pelajari,” pungkasnya.
Kisah Samiyeh adalah contoh nyata betapa tekad dan kerja keras bisa membawa perubahan besar dalam hidup seseorang. Melalui perjuangannya, Samiyeh telah menunjukkan bahwa setiap orang bisa mencapai impian mereka, meski harus melalui jalan yang penuh rintangan.
Leave a Reply