Mengayuh Sepeda, Menggapai Kebahagiaan: Perjalanan Evarista Mutiara Dewi yang Penuh Inspirasi

Yogyakarta, TeropongJakarta.com – Sosok inspiratif datang dari Evarista Mutiara Dewi, seorang ibu rumah tangga asal Kota Yogyakarta yang berhasil menemukan keseimbangan hidup melalui hobi bersepeda dan traveling ke berbagai negara dengan konsep hemat. Perjalanannya yang penuh warna mengajarkan banyak pelajaran tentang keberanian, kesehatan, dan kebahagiaan.

Dulu, Evarista adalah seorang pegawai di salah satu Bank BUMN. Namun, pada tahun 2018, ia mengambil keputusan besar untuk resign dan fokus mengurus bisnis keluarga di bidang perhotelan. Keputusan tersebut bukan hal mudah, terutama karena di tahun-tahun berikutnya, pandemi Covid-19 melanda dunia.

“Saya dulu kerja di salah satu Bank BUMN dan tahun 2018 memutuskan resign untuk mengurus bisnis keluarga. Memang dari segi pendapatan berkurang banyak, apalagi ketika pandemi Covid-19 melanda,” ujar Evarista dalam wawancara eksklusif.

Pandemi menghantam bisnis keluarganya secara langsung, mengingat sektor perhotelan menjadi salah satu yang paling terdampak. Pendapatan turun drastis karena menurunnya jumlah wisatawan. Meski demikian, Evarista tetap memilih bertahan dengan semangat positif.

Di tengah situasi sulit itu, ia menemukan pelarian positif melalui olahraga bersepeda. “Saat pandemi, pekerjaan menjadi tidak terlalu sibuk. Saya memilih bersepeda di dataran tinggi yang sepi, olahraga outdoor ini sangat membantu saya menjaga kesehatan fisik dan mental,” jelasnya.

Sejak saat itu, bersepeda menjadi bagian dari gaya hidupnya. Selain meningkatkan kebugaran, bersepeda membuatnya lebih rileks dan mampu mengurangi stres. Berinteraksi dengan alam saat bersepeda di dataran tinggi membuatnya merasa lebih terhubung dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Tak hanya bersepeda, Evarista juga dikenal dengan kegemarannya menjelajahi berbagai negara dengan konsep backpacker yang hemat. Perjalanan tersebut sudah dilakukannya sejak masih bekerja di bank. Menariknya, ia dan teman-temannya memilih melakukan perjalanan mandiri dengan perencanaan yang matang.

“Perjalanan keluar negeri memang saya lakukan sejak masih jadi pegawai bank. Konsepnya backpacker low budget, jadi kami merancang sendiri itinerary-nya. Kadang nginap di bandara dan makan dengan bekal dari Indonesia,” kenangnya dengan senyum hangat.

Meski terbatas secara finansial, pengalaman backpacker ini tetap meninggalkan banyak kesan manis. “Sukanya, kami bisa menjelajahi tempat lebih mendalam, tanpa terburu-buru seperti tur. Ada rasa kepuasan tersendiri bisa mengatur perjalanan sesuai keinginan sendiri,” tambahnya.

Bagi Evarista, perjalanan yang ia lakukan bukan sekadar bersenang-senang, melainkan bentuk eksplorasi diri yang memperkaya pengalaman hidupnya. Ia belajar beradaptasi dengan kondisi yang ada dan mensyukuri setiap momen dalam perjalanan tersebut.

Ketika ditanya tentang rahasia menjaga kesehatan di usianya yang sudah menginjak setengah abad, Evarista menekankan pentingnya keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental. “Yang terpenting adalah hati yang gembira. Saya percaya jika kita menjalani hidup dengan bahagia dan penuh syukur, kesehatan akan mengikuti,” ungkapnya dengan bijak.

Selain menjaga kebahagiaan, ia juga menjalankan pola hidup sehat dengan prinsip sederhana. “Olahraga rutin, istirahat yang cukup, dan makan makanan bergizi adalah kunci utama menjaga kesehatan. Saya juga selalu mengingatkan diri sendiri untuk tetap aktif, meskipun hanya dengan olahraga ringan seperti bersepeda,” ujarnya.

Evarista berharap kisahnya dapat menginspirasi lebih banyak perempuan, terutama para ibu rumah tangga, untuk tetap berani mengejar hal-hal yang membuat mereka bahagia. Menurutnya, mengambil keputusan besar seperti resign dari pekerjaan stabil adalah hal yang berat, namun bisa menjadi langkah awal menuju kehidupan yang lebih bermakna.

“Berani mengambil keputusan untuk resign bukan hal yang mudah. Namun, jika dijalani dengan penuh keyakinan dan doa, pasti akan ada jalan. Setiap keputusan membawa pelajaran berharga,” pesannya penuh semangat.

Evarista juga mengingatkan pentingnya memprioritaskan kesehatan diri sendiri sebelum merawat keluarga. “Kesehatan itu investasi jangka panjang. Kita tidak bisa merawat keluarga dengan baik jika tubuh dan pikiran kita sendiri tidak sehat,” tambahnya.

Kini, Evarista menjalani hidup dengan lebih bahagia dan seimbang. Meski bisnis perhotelan yang dikelolanya masih menghadapi tantangan, ia yakin dengan kesabaran dan usaha maksimal, semuanya akan membaik.

“Perjalanan hidup itu seperti bersepeda. Kita harus terus bergerak agar tetap seimbang. Jangan pernah berhenti, terus berusaha, dan percayalah bahwa semua akan indah pada waktunya,” tutup Evarista dengan penuh keyakinan.

Kisah Evarista Mutiara Dewi menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa perubahan hidup, meski penuh tantangan, dapat menjadi awal dari perjalanan yang lebih baik. Dengan semangat, kebahagiaan, dan kesehatan yang terjaga, ia mampu menghadapi setiap rintangan dengan penuh percaya diri dan senyuman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *