Bekasi, TeropongJakarta.com – Jennifer Lois Violita Malau, mahasiswi Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro, berhasil meraih gelar Wakil 1 Mpok Kota Bekasi dalam ajang bergengsi pemilihan duta Abang Mpok Kota Bekasi 2024. Gadis berusia 18 tahun asal Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, ini merupakan finalis paling muda yang lolos hingga babak final dan berhasil menyabet gelar bergengsi tersebut.

Jennifer baru saja lulus dari SMA tahun ini dan langsung mengikuti ajang bergengsi tersebut. “Saya merasa sangat bersyukur bisa terpilih sebagai Wakil 1 Mpok Kota Bekasi, apalagi menjadi finalis termuda di ajang ini. Ini adalah pengalaman yang luar biasa dan menjadi pembuktian bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berprestasi,” kata Jennifer.

Keberhasilan Jennifer dalam ajang ini tak lepas dari kemampuannya berbahasa asing. “Para juri mengatakan bahwa salah satu keunggulan saya selama karantina dan sesi Q&A adalah penggunaan bahasa asing, seperti Bahasa Inggris dan Mandarin, yang saya kuasai. Kemampuan ini memberikan nilai tambah dan memperkuat posisi saya dalam kompetisi,” ujarnya.

Jennifer mengungkapkan, kemampuan berbahasa asing tak hanya membuka peluang lebih besar, tetapi juga meningkatkan nilai diri seseorang. “Bahasa adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan masyarakat global. Orang yang mampu berbahasa asing cenderung lebih kritis dan kreatif. Ini menjadi salah satu modal saya dalam meningkatkan kepercayaan diri,” jelasnya.

Selain prestasi non-akademis, Jennifer juga memiliki pencapaian luar biasa di bidang akademis. Ia diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro melalui jalur undangan SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi). Menurutnya, menjadi mahasiswi Kedokteran Gigi dan memenangkan gelar Mpok Kota Bekasi adalah bukti bahwa prestasi akademis dan non-akademis dapat berjalan beriringan.

“Banyak orang beranggapan bahwa mahasiswa kedokteran itu kutu buku dan kurang pergaulan, tapi saya ingin mematahkan stigma tersebut. Saya percaya bahwa dengan manajemen waktu yang baik, kita bisa menyeimbangkan antara prestasi akademis dan non-akademis,” tambah Jennifer.

Jennifer menyadari bahwa menjadi mahasiswa Kedokteran Gigi dengan jadwal yang padat bukanlah hal yang mudah. Namun, ia percaya bahwa kunci sukses terletak pada kemampuan untuk mengatur prioritas. “Yang terpenting adalah menetapkan skala prioritas. Kita harus bisa menentukan mana yang lebih penting dan jangan pernah menunda pekerjaan. Dengan begitu, kita bisa menjalani berbagai aktivitas dengan lebih efektif,” katanya.

Bagi Jennifer, usia muda bukanlah halangan untuk mencapai impian. “Muda bukan berarti lemah atau tidak kompeten. Muda bukan berarti kita tidak bisa bersaing. Saya ingin menunjukkan bahwa generasi muda, terutama Gen-Z, memiliki potensi yang besar untuk terus berkarya dan berprestasi,” tuturnya dengan penuh semangat.

Ia juga menekankan pentingnya terus mengembangkan diri di berbagai bidang, tidak hanya di dalam ruang kelas. “Prestasi bukan hanya soal nilai ujian, tapi juga seberapa keras usaha kita dalam mengejar impian. Melalui ajang ini, saya berharap generasi muda sadar bahwa waktu tidak akan terulang kembali. Selagi muda, teruslah berkarya,” pesan Jennifer.

Dalam wawancara, Jennifer juga berbagi tips untuk generasi muda yang ingin menyeimbangkan antara dunia akademis dan non-akademis. “Kuncinya adalah konsistensi dan komitmen. Jika kita sudah tahu tujuan kita, jangan pernah takut untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Jangan takut menjajaki ‘kolam baru’, karena dari sanalah kita bisa terus berkembang,” ungkapnya.

Jennifer berharap prestasi yang diraihnya dapat menginspirasi anak muda lainnya untuk tidak ragu berkompetisi, baik di bidang akademis maupun non-akademis. “Saya ingin menunjukkan bahwa Gen-Z bisa menjadi generasi yang kompeten, berani, dan penuh prestasi. Jangan takut untuk bereksplorasi dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada,” tutup Jennifer.

Dengan gelar Wakil 1 Mpok Kota Bekasi dan status sebagai mahasiswi Kedokteran Gigi, Jennifer membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk mengukir prestasi. Ia menjadi contoh nyata bagi generasi muda bahwa kerja keras, disiplin, dan semangat juang adalah kunci untuk meraih impian.