Teropong Jakarta

Melihat Lebih Jauh, Menginspirasi Lebih Besar!

Heni Hardiya: Dari Musim Dingin di Hong Kong hingga Menjadi Bintang di Langit Migran

Hong Kong, TeropongJakarta.com – Pada musim dingin yang menggigit, Heni Hardiyaningsih, yang lebih dikenal dengan nama panggung Heni Hardiya, menginjakkan kaki di Hong Kong untuk pertama kalinya pada tahun 2016. Ia datang dari Blitar, kota kelahiran Bung Karno, dengan penuh harapan dan impian untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Namun, saat pertama kali menginjakkan kaki di negeri asing, ia langsung dihadapkan pada cuaca ekstrem dan perbedaan budaya yang menyentuh setiap aspek kehidupannya.

“Saya datang ke Hong Kong dengan harapan besar, tetapi kenyataan sangat berbeda. Cuaca yang sangat dingin dan budaya yang asing membuat saya harus beradaptasi dengan cepat,” ungkap Heni mengenang awal kedatangannya. Tidak hanya cuaca, tetapi tantangan lainnya datang dari pekerjaannya yang mengharuskan dirinya untuk merawat tiga anak kecil, dengan pengawasan ketat dari majikan yang tidak segan-segan menunjukkan kekesalan tanpa alasan yang jelas.

Selama tiga bulan pertama bekerja di Hong Kong, Heni merasakan tekanan yang luar biasa. “Jam kerja yang panjang, dari pukul 6 pagi hingga lebih dari 11 malam, membuat saya merasa sangat tertekan. Majikan saya sering mengawasi saya melalui kamera CCTV di setiap sudut rumah, dan itu membuat saya merasa tidak bebas,” kenangnya. Keadaan ini memaksanya untuk membuat keputusan berat setelah tiga bulan bertahan, yaitu untuk mengakhiri kontraknya dan mencari pekerjaan yang lebih baik.

Keputusan untuk berhenti dari pekerjaan tersebut bukanlah hal yang mudah. Heni menyadari bahwa untuk bisa berkembang, ia harus mencari tempat yang lebih mendukung. “Saya merasa bahwa jika saya terus bertahan, saya tidak akan pernah bisa berkembang. Jadi, saya memutuskan untuk mencari majikan yang lebih baik,” jelasnya. Proses wawancara dengan agen-agen pekerjaan yang berbeda tidak semudah yang dibayangkan, tetapi tekad Heni untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik tetap menguat.

Setelah melalui berbagai wawancara dan tantangan, Heni akhirnya menemukan majikan yang benar-benar mendukungnya. “Saya akhirnya mendapatkan majikan yang seorang guru. Mereka sangat mendukung saya dalam segala hal, bahkan dalam hobi saya memasak. Mereka memberi saya kebebasan untuk mengeksplorasi kreativitas saya, yang sangat berharga,” ujar Heni dengan penuh syukur. Dukungan ini menjadi titik balik yang mengubah hidupnya, membuka jalan bagi Heni untuk mengejar passion di dunia kuliner.

Pandemi COVID-19 menjadi periode yang sangat menantang bagi banyak orang, termasuk Heni. Namun, baginya, pandemi justru menjadi titik balik. “Pandemi sempat membuat saya merasa kehilangan semangat, tetapi saya tahu saya harus bangkit,” kata Heni. Ia mulai aktif mengikuti berbagai kompetisi video yang diadakan oleh berbagai komunitas dan lembaga, termasuk penyedia telekomunikasi, remittance, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hong kong. Berkat kemenangan yang diraihnya, Heni menemukan jalannya di dunia konten kreator, serta memperdalam ilmu public speaking dan personal branding.

Kecintaannya terhadap dunia kuliner, khususnya baking, mulai tumbuh seiring dengan pekerjaan yang mengharuskannya menyiapkan sarapan setiap hari. Heni mulai bereksperimen membuat roti khas Hong Kong, kue-kue, dan berbagai dessert. “Baking memberi saya kesempatan untuk menyalurkan kreativitas saya, dan rasanya luar biasa ketika orang-orang bisa menikmati hasil karya saya,” ujar Heni. Bahkan, majikannya memberikan apresiasi besar terhadap kreasinya, yang memberi Heni motivasi lebih untuk terus mengembangkan kemampuannya.

Selain berbakat dalam memasak, Heni juga menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi dengan bergabung dalam Paskibra Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hong Kong pada tahun 2024. “Bergabung dengan Paskibra adalah pengalaman luar biasa. Meski jauh dari tanah air, setiap detak jantung saya bergetar mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya,” kata Heni dengan penuh bangga. Menurutnya, pengalaman ini sangat berarti karena dapat mewakili Indonesia sebagai pekerja migran di luar negeri.

Selain aktif di Paskibra, Heni juga berperan aktif dalam berbagai komunitas di Hong Kong. Di komunitas ini, Heni menemukan dukungan yang sangat berarti. “Saya belajar banyak dari komunitas, baik dalam hal keterampilan maupun dalam menjaga hubungan baik dengan sesama pekerja migran,” ujarnya. Walaupun pada awalnya beberapa teman menjauhinya karena mulai membuat YouTube dan mengikuti lomba video, Heni tetap berusaha untuk tidak terpuruk dan terus berkembang.

Bagi Heni, tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan modal dan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan yang lebih baik di tanah air. “Saya selalu ingat tujuan saya datang ke Hong Kong, yaitu untuk mengumpulkan modal agar dapat membangun masa depan yang lebih baik di Indonesia,” kata Heni. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, ia percaya bahwa waktu yang dihabiskan di Hong Kong akan membawa keuntungan besar bagi masa depannya.

Dengan segala pengalaman dan keterampilan yang diperolehnya di Hong Kong, Heni kini memiliki impian besar untuk kembali ke Indonesia dan membuka toko kue serta usaha katering makanan. “Saya ingin mengembangkan usaha kuliner yang saya cintai di tanah air. Kesuksesan sejati akan saya capai di Indonesia,” ungkapnya dengan penuh harapan. Bagi Heni, pengalaman di Hong Kong telah membuka banyak peluang yang nantinya akan membantunya meraih impian besar di Indonesia.

Heni Hardiya adalah contoh nyata bahwa pekerja migran pun bisa bangkit, berjuang, dan meraih impian besar. Meskipun perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan, Heni tidak pernah menyerah. “Saya percaya, setiap orang bisa mencapai impian mereka jika mereka memiliki tekad dan semangat yang kuat,” ujarnya.

Bagi Heni, dukungan dari orang-orang sekitar sangat penting dalam perjalanannya. “Tanpa dukungan dari majikan yang baik dan teman-teman di komunitas, saya tidak akan bisa sampai sejauh ini,” katanya. Heni merasa bahwa keberhasilannya tidak hanya miliknya, tetapi juga hasil kerja keras dan bantuan dari banyak pihak.

Meski jauh dari keluarga dan tanah air, Heni tidak pernah kehilangan semangat untuk mewujudkan impian besarnya. “Saya percaya, Hong Kong bukan tempat saya berhenti, melainkan tempat untuk belajar dan mengembangkan diri. Saya yakin masa depan saya ada di Indonesia,” kata Heni dengan keyakinan. Ia bertekad untuk kembali ke Indonesia dan menciptakan peluang baru yang lebih baik, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Perjalanan Heni Hardiya adalah contoh nyata dari seorang pekerja migran yang mampu bangkit dan meraih impian besar. Dengan semangat, tekad, dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, Heni membuktikan bahwa tidak ada impian yang terlalu jauh untuk dijangkau. Hong Kong mungkin menjadi saksi awal perjuangannya, tetapi Indonesia adalah tempat di mana ia yakin kesuksesan sejati akan terwujud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *