Surabaya, TeropongJakarta.com – Baldah Arrayan, seorang ibu rumah tangga sekaligus pelari master asal Surabaya, telah mengukir prestasi gemilang baik di dunia olahraga maupun pendidikan. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi ini tidak hanya mengabdikan diri sebagai pengajar tafsir dan tilawati, tetapi juga terus mengejar passion-nya dalam olahraga. Dengan pengalaman panjang sebagai atlet panjat tebing, Baldah kini aktif di dunia atletik, khususnya pelari master jarak menengah, serta mengajar kitab Arab Pegon dan Tilawati.

“Rock climbing adalah passion saya. Darah saya. Selamanya saya akan menjalankan aktivitas ini,” ujar Baldah dengan penuh semangat. Ia memulai kariernya sebagai atlet panjat tebing di usia 18 tahun dan berhasil meraih banyak prestasi, termasuk menjadi kontingen Jawa Timur dalam PON XV tahun 2000 di usia 19 tahun, serta POMNAS Bandung pada tahun 2005. Total, ia telah meraih 25 podium nasional di berbagai kategori, mulai dari pelajar hingga umum.

Meski kini tak lagi berkompetisi di panjat tebing, Baldah masih aktif dalam olahraga. “Saat ini, saya aktif berlatih lari di tengah-tengah kesibukan domestik rumah tangga, mengajar dan menulis,” jelasnya. Ia menjadikan lari sebagai salah satu cara menjaga kesehatan dan semangat dalam menjalani berbagai aktivitasnya.

Baldah mengakui bahwa perjalanan sebagai atlet panjat tebing banyak mengajarkan nilai-nilai kehidupan. “Menjadi atlet panjat mengajarkan saya tentang makna integritas, disiplin waktu, keberanian mengambil keputusan, dan pantang menyerah,” tambahnya. Semua pelajaran tersebut masih ia terapkan saat terjun kembali di dunia atletik di usia master.

Prestasi Baldah di dunia atletik tak kalah membanggakan. Salah satu pencapaian besarnya adalah meraih juara 2 di ajang Bromo Tengger Trail Run dengan jarak 11 kilometer. Selain itu, ia juga sukses membawa pulang empat medali di Kejuaraan Atletik Master Nasional yang diikuti oleh 10 negara Asia di Salatiga pada Agustus lalu, mencakup medali perak di kategori 100 meter, perunggu untuk 800 meter dan 1500 meter, serta perak di 3000 meter.

Namun, di balik prestasinya, ada tantangan besar yang selalu dihadapi Baldah. “Tantangan terbesarnya adalah diri saya sendiri. Bagaimana memacu diri untuk tetap semangat meski tubuh lelah,” tuturnya. Baldah selalu berusaha mempertahankan konsistensi dalam latihan, dan percaya bahwa siapa yang berusaha dengan keras dia akan berjaya dengan ijin Allah.

Selain berprestasi di bidang olahraga, Baldah juga mengajar Tafsir Ibriz Arab Pegon. “Metode awal yang saya gunakan adalah pengenalan huruf arab hijaiyah terlebih dahulu, karena beberapa huruf hijaiyah tidak diserap secara keseluruhan oleh Pegon Jawa,” ungkapnya. Ia memberikan pengajaran dari dasar hingga siswa mampu membaca dan memaknai surat-surat dalam kitab Tafsir Ibriz.

Sebagai pengajar, Baldah memiliki pandangan penting tentang kedekatan dengan murid. “Sebagai seorang guru, kita harus mau belajar memahami psikologis murid agar tercipta kedekatan. Dengan begitu, murid akan merasa nyaman dan ilmu yang diajarkan mudah diterima,” katanya. Ia menekankan bahwa kenyamanan adalah kunci utama dalam proses pembelajaran.

Selain mengajar Arab Pegon, Baldah juga mengajar tilawati. “Mengajarkan tilawati dimulai dari pengenalan huruf hijaiyah, harokat, tanwin, tanda waqaf dan cara membaca” jelasnya. Baginya, tugas seorang guru tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mendidik murid untuk berlisan dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

Baldah kini sedang disibukkan dengan beberapa proyek literasi, diantaranya menerjemahkan “40 Qoidah Fiqih dalam kitab Arab Al-Asybah wan Nadhoir karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi” ke dalam bahasa Indonesia. Ia juga tengah menulis biografi pribadinya yang ia harapkan bisa segera diterbitkan. “Saya berharap karya-karya ini ada banyak manfaat dan keberkahan. Mampu mengedukasi serta menginspirasi orang lain, khususnya kaum muda,” ungkapnya.

Dalam dunia olahraga, Baldah kini mempersiapkan diri mengikuti ajang Kejuaraan Atletik Master Asia 2025. Ia fokus pada latihan panjang yang terprogram agar dapat tampil maksimal. “Semoga semuanya dilancarkan. Saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” katanya penuh harap.

Baldah memberikan pesan berharga bagi generasi muda, terutama mereka yang tengah mengejar mimpi di dunia olahraga maupun pendidikan. “Jangan mudah menyerah meski banyak tantangan. Fokus, konsisten dan berdoa adalah kunci utama kesuksesan dalam segala hal,” ujarnya. Prinsip ini ia terapkan dalam hidupnya, baik sebagai atlet, pengajar, maupun penulis.

Meski sibuk dengan berbagai peran, Baldah tetap mampu mengatur waktu dengan baik. “Sebagai istri dan ibu, saya harus bisa membagi waktu agar semua aktivitas dapat berjalan lancar. Disiplin dan manajemen waktu adalah kuncinya,” jelasnya. Baldah percaya, dengan perencanaan yang matang, segala tugas bisa diselesaikan dengan baik.

Baginya, menjadi seorang muslim harus mau belajar membaca Al-Qur’an, memahami tafsir serta hadits. “Mempelajari tafsir dan hadits adalah bagian dari upaya kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Keduanya sebagai penuntun hidup mengharap ridho Allah dan syafa’at Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam” tuturnya. Ini adalah pesan yang selalu ia sampaikan kepada murid-muridnya sebagai bagian dari tanggung jawab seorang guru.

Dengan segala prestasi dan kesibukannya, Baldah berharap bisa terus menginspirasi banyak orang. “Saya ingin terus berbagi ilmu dan mencapai lebih banyak prestasi di usia master,” ujarnya. Semangat juang yang ia tunjukkan menjadikan Baldah sebagai sosok inspiratif bagi siapa saja yang mengenalnya.